Alfasalam

Alfasalam
ini dia guru kami.

Kamis, 22 Oktober 2009

Saat Dirimu Jatuh Cinta

Sayup-sayup kerinduan memecah suasana hati yang semakin hari semakin merona bagai pelangi. Keindahannya membuai siapa mata memandang menjadi terpesona. Hidup penuh dengan warna-warna cinta. Memang, keindahan tiada tara saat hati harus mempertaruhkan segala kekuatannya yang agung untuk menemukan satu kata “cinta” kepada yang dicintainya. Tidak terkecuali siapapun dia. Rasa lelah otak merakit kata cinta tidak terasa sama sekali. Semua indah saat cinta hadir dan jatuh dihati mereka yang sedang jatuh cinta.
Semestinya, kekuatan rasa cinta inilah yang mengantarkan kita kepada Sang Pemilik Rasa yang sesungguhnya. Namun, kekuatan rasa itu begitu menakutkan, bahkan konon menjadi ketakutan terbesar bagi seorang petuah, penasehat, pengkritik, pengajar, ustadz, dan para aktifis pendakwah. Ya, saat-saat kita tergoda dengan wanita. Saat kita jatuh cinta dengan segala keindahan yang ada. Rasa yang tiba-tiba gembira, riang, indah, tiba-tiba saja menjadi-jadi tak karuan meraba. Ya, inilah saat dimana seorang remaja merasakan indahnya jatuh cinta kepada seorang wanita. Atau wanita yang jatuh cinta pada seorang pemuda idamannya.
Berbicara tentang cinta tidak akan pernah habis. Tidak cukup untuk sebuah artikel jika ingin melukiskan tentang cinta secara gamblang. Saking luasnya cinta, begitu banyak buku-buku atau novel-novel yang membalutkan sampulnya dengan kata “cinta”. Lebih dari itu, senandung lagu-lagu atau nasyid-nasyid banyak yang bernafaskan tentang falsafah cinta. Ribuan kata mampu mendefinisikan cinta. Intinya, cinta adalah mahkota terindah bagi manusia yang kadang-kadang bisa menaikan derajatnya, juga bisa menurunkannya. Begitulah zahirnya cinta.
Tidak mungkin kita kaji tentang cinta secara gamblang disini. Karena gambaran cinta bisa menyesuaikan keadaan bergantung pada pemakaiannya. Untuk itu, supaya pembahasan tidak lari kemana-mana, saya akan coba memperkecil afrad cinta. Lebih kecil lagi, dan tepatnya “seorang pemuda yang sedang jatuh cinta pada seorang wanita”.
Jatuh cinta. Menghadapi kenyataan yang tidak mungkin dinafikan ini, kita tidak boleh diam dan menuruti semua hendak hati yang kadang-kadang tidak berujung kepada kemaslahatan pribadi maupun agama. Karena, sebagian rasa ini adalah percampuran antara cinta dan nafsu. Cinta yang fitrah dikotori dengan nafsu yang kotor dan mengajak kepada perbuatan keji dan munkar. Cinta dan nafsu. Dibalut dalam satu paket jatuh cinta.
Bohong bila ada orang yang mengatakan tidak menyukai wanita. Atau seorang wanita yang mengatakan tidak mencintai seorang lelaki. Kecuali orang yang tidak normal atau up normal (orgil). Hanya saja, bagi seorang mukmin yang menyerahkan cintanya pada Allah, rasa itu tidak terlalu dipedulikan, bahkan dinafikan semaksimal mungkin dengan tujuan menjaga keiffahan dan kesucian diri disamping menutup pintu bagi setan agar tidak ikut campur dalam rasa cinta itu. Bukan berarti cinta itu kotor. Namun nafsu itulah yang mengotori sucinya cinta itu sendiri. Dan setanlah pembimbingnya.
Jatuh cinta kepada wanita atau sebaliknya merupakan hal yang wajar dimiliki oleh siapapun yang normal. Karena Rasulullah SAW mencontohkan kepada ummatnya melalui sunnah menikah. Begitulah sejatinya ekspresi untuk menumpahkan rasa cinta kepada seorang wanita, juga sebaliknya. Maka, jika ada orang yang tidak mengindahkan perkawinan otomatis dia telah menghalau kefitrahan manusia sekaligus tidak mengikuti sunnah Nabi.
Kalau Anda adalah seorang pemuda yang telah memiliki umur cukup dan terus-menerus dihantam topan asmara, maka inilah ayat-ayat Allah dimana Anda harus menikah. Inilah cara ampuh, berpahala, sekaligus menjaga kesucian dan memelihara keturunan dengan baik, dan tentunya mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW.
Akan tetapi, bagi Anda para pemuda yang belum merasa siap untuk membuka pintu nikah, maka tahanlah perasaan itu dengan berpuasa (sebenar-benar puasa). Karena puasa itu dapat mengurangi nafsu kobaran cinta yang bercampur syahwat. Inilah yang diajarkan Rasulullah. Setelah itu, bertawakkal mintalah kepada Allah agar membimbing Anda agar selalu di jalan yang diridhai-Nya. Jangan sekali-kali memberi peluang nafsu setan saat Anda jatuh cinta kepada seorang wanita. Karena kalau boleh jujur, wanita itu diselimuti oleh setan dari berbagai macam penjuru. Disitulah ranjau setan yang paling ampuh. Wanita.
Hal ini bisa dibuktikan dengan membedakan sepasang kekasih yang terikat tali pernikahan dan yang tadak terikat tali pernikahan, maka getaran sinyal setan akan lebih kuat kepada pasangan yang tidak ada ikatan nikah.
Ketahuilah, saat seorang pria asyik bercengkrama dengan wanita, maka setan akan terus memberikan nafsu-nafsu itu. Terus dan terus dibimbing olehnya. Sehingga saat kita duduk berduaan dengan wanita akan terasa semakin indah. Kita tidak sadar bahwa sebenarnya setan telah menjadi pihak ketiga yang memberi masukan agar terus mendekati kepada wanita itu, sampai akhirnya berzina. Untuk itu, saat Anda jatuh cinta, biarkan rasa itu hadir. Tapi jangan biarkan setan hadir.

Saat Anda Tergoda Oleh Seorang Wanita

Saat-saat seperti ini adalah saat kritis. Dimana setan berpeluang memainkan hati sekaligus membimbing Anda kepada jalan yang akhirnya merugikan Anda sendiri. Lihatlah pemuda-pemuda zaman sekarang yang selalu menuruti rasa cintanya pada wanita berdasarkan mazhab syaithaaniyyah. Menghadapi kenyataan ini banyak pemuda terjebak dalam tindakan kata-kata bijak yang selalu dilancarkan pada pagi, siang, malam, hingga saat ia tersadar bahwa itu telah terjadi dan berlangsung hampir sebagian, bak burung unta yang menenggelamkan kepalanya kedalam gurun pasir sementara tubuh besarnya nampak jelas terlihat, berusaha menutupi diri dari kenyataan bahwa dia tidak pernah cela atas perbuatannya selama ini dalam menerjemahkan cinta kepada hal yang sebenarnya telah keluar dari rel cinta itu sendiri. Tak kenal pun dia itu adalah penda`i (aktifis dakwah), siswa, mahasiswa, guru, santri, atau bahkan ustadz sekalipun. Semua bisa.
Lebih-lebih lagi, ternyata seorang yang diidamkannya ini adalah wanita yang telah melekatkan dirinya dengan budaya-budaya ala orientalisme kebaratan. Disitulah remaja banyak yang tergoda. Khususan yang tipis iman.
Wanita memang indah. Sehingga para desainer penghancur akhlak begitu hebat membungkus kebebasan wanita dengan “emansipasi”, menata rapi kebebasan beragama dengan “fluralisme”, sekaligus mempaketkan gaya hidup instant dengan kemudahan teknologi yang semuanya serba menjangkau dan mudah. Disinilah titik retak hancurnya sendi-sendi Islam. Poniter-ponter tersebut telah berhasil disetel ke target sasaran yang tepat dimulai dengan tiga F ; fashion, food, and fun. Tak pelak, yang jadi korban tidak tanggung-tanggung, mulai dari rakyat jelata, pengusaha, pejabat, bahkan para penda`i sekalipun tidak lepas dari jeratan mereka.
Inilah cinta yang rusak, cinta yang diiringi oleh nafsu syahwati. Cinta yang salah konsep kepada seorang lawan jenis. Misi-misi yang meraka lancarkan tidaklah untuk mengkafirkan orang muslim sejati, tetapi mudah-mudah saja “buatlah aqidahnya sedikit goyah dan rapuh”. Dengan membuatnya cinta akan glamoritas, kesenangan, dan kenyamanan hidup. Ditambah dengan hal-hal klasik harta, tahta, dan WANITA. Nah, satu yang terakhir inilah yang menjadi prosesor. Letak godaannya agak spesial karena menyentuh seluruh manusia tidak hanya yang kaya tetapi yang miskin, sekalipun memiliki masalah yang sama. Harta dan tahta mungkin sebagian manusia saja yang memiliki kesempatan mendapatkannya. Tapi wanita, siapapun mengalaminya termasuk para petuah dan da`i.
Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baiknya perhiasan hidup adalah isteri yang shalehah (H.R. Muslim)
Rasulullah sendiri menganalogikan “wanita” bukan berarti hanya berlaku bagi siapa saja, tetapi hadits itu juga ditujukan bagi para wanita, maksudnya godaan berupa “pria”. Jadi, harta, tahta, wanita/pria. Ketega elektron ini melekat dan berputar mengelilingi lintas atom nafsu. Hanya saja kadarnya yang membedakan.
Jika seorang abang becak, tukan ojek, sopir angkot, kernet, pedagang kaki lima, sampai dengan pengusaha, tergoda oleh pesona wanita adalah hal yang biasa sering ditemukan, apalagi di kota-kota besar. Namun, bagaimanakah jadinya bila yang tersihir ini adalah seorang petuah, penda`i, pemimpin dan guru/ustadz? Tentu mempunyai episode khusus yang berbeda dari kisah-kisah mereka. Ya iya lah, betapa tidak, mereka adalah seorang figur public, semua gerak dan langkah mereka terus disoroti oleh mata memandang. Mereka menjadi rujukan dan patron pengikat semua orang. Makanya, orang tua membuat pepatah unik “kalau guru kencing beridiri, murid kencing berlari”. Itu artinya, jika seorang figur piblik saja dapat berbuat demikian lebih-lebih murid atau ummatnya.
Godaan setan. Kita bicara tentang kiat sukses setan dalam rangka menggoda manusia. Sebenarnya di dalam kamus goda-menggoda bagi setan tidaklah pandang bulu, dan tidak pula harus repot ngurusinnya. Kenapa demikian? Karena dinasti kerajaan setan jauh lebih maju dan profesional dari pada manusia, setan sangat aktif dan bersungguh-sungguh mencari teman untuk diajak ke neraka nanti. Nau`dzubillah.
Coba bayangkan, untuk level seorang sarjana S3 atau yang sederajat dengannya tidak mungkin setan menggodanya dengan mengirim utusan setan tamatan SD yang nulis dan bacanya pas-pasan. Khalifah setan akan mengirim utusan sarjana dari lulusan universitas setan ternama untuk menggoda manusia tersebut. Begitupun seorang da`i atau ustadz yang sudah tahfidz Al-Qur`an, dia akan mengutus setan yang sudah khatam tahfidz Al-Qur`an 30 Juz dengan menguasai ilmu tafsirnya. Lebih dari itu, kirimannya pun ahli dan berpedikat “spesialis” dalam bidang Nahwu, Sharaf, Bayan, Mantiq, dll. Dan tidak hanya itu, setan juga sangat profesional dan ahli disertai pengalaman jam terbang mengajar dalam “menggoda manusia”, selalu ikut seminar, workshop, yang tak terhitung lagi. Ini menandakan semakin besar predikat seorang manusia, maka setan yang menggodanya pun semakin hebat. Dan bila ia selamat dari fintah ini, pahalanya pun akan semakin berat.
Tak heran dan diragukan lagi bila seorang da`i, ustadz, petuah tergoda setan melalui makhluk yang bernama wanita. Bukankah mereka juga manusia yang normal???? Setan tidak gila, maka dia tidak akan menggoda orang gila. Begitulah kehebatan setan. Pandai bukan?
Meminjam dan melirik syair group band “seriuez” ustadz juga manusia.....!! Maka, tika saat-saat itu datang, akan menjadi uji ketahanan iman bagi yang merasakannya. Bila ia lulus melewati test uji ketahanan iman ini, maka Allah akan tinggikan derajatnya. Seperti ketika sedang ujian karate, jika lulus, maka predikat seorang karateka naik peringkat dari ban hijau ke ban biru. Begitu seterusnya......!!!!

Mengapa Sampai Tergoda Dengan Wanita?

Penyebab dominan yang mendukung tergodanya seorang laki-laki terhadap wanita adalah :

1. Sistem yang ada
2. Adanya peluang/kesempatan
3. Tidak ada hijab
4. Iman yang rapuh
5. Lemahnya sosial kontrol
6. Faktor psikologis

Ketahuilah wahai saudaraku, lingkungan di sekitar kita begitu bebas dan membebaskan seorang wanita dan pria untuk berdua-duaan (khalawat) tanpa kontrol sosial dari berbagai pihak. Tak terkecualipun daerah yang bersyari`at seperti Nanggroe Aceh Darusslam, tetap saja ada yang namanya “pasangan muda-mudi tanpa ikatan nikah yang berkhalawat” walau harus jiepeudrop dan jieseumanok ngeun ie got i meunasah(di grebek dan dimandikan dengan air got di mushalla, B. Aceh, penulis)
Wanita-wanita dan pria “tanpa busana” berkeliaran bebas seakan menjadi pemandangan sunnah yang terpelihara dengan baik, ya memang benar, itu adalah mazhab orientalis yang menghukumkannya sunnah. Sederhananya, ini dianggap pemandangan yang wajar. Begitupun kehidupan bebas lainnya di sekolah, pusat perbelanjaan, tempat wisata, kampus, tempat hiburan, dan kantor-kantor, semuanya memberikan kebebasan untuk melakukan aktifitas tanpa batas. Bahkan untuk tugas keluar kota pun tidak ada perlakukan khusus bagi kaum wanita. Wanita-wanita bisa pergi kemana saja tanpa pendamping, karena sistem telah menuntut demikian.
Bagaimana tidak seorang pria dapat tugas keluar kota dengan satu tim rekan kerja wanita selama tiga bulan, dapat dibayangkan...?? betapa orang-orang seperti ini sangat banyak memerlukan energi untuk melawan keinginan hatinya, mengendalikan diri agar menjadi orang yang terjaga ke`iffahan dan kesuciannya (wah capeeeeee dehhh).
Saudaraku, belum lagi gaya hidup kaum orientalis ala yahudi yang mengambil yel “kalau masih ada yang jual sate untuk apa membeli kambing?”. Hingga bukan hanya mereka yang belum menikah, wanita atau pria yang sudah menikah pun memiliki pasangan lain di kantor, kalau boleh dibilang mereka mengaku sebagai PIL (pria idaman lain), WIL (wanita idaman lain), HTS (hubungan tanpa status), TTM (teman tapi mesra) atau S3 (sahabat sejati setan, hehe..) dan entah apalagi sebutan-sebutan lain yang menujukan jika pria dan wanita yang telah menikah menjadi teman sehati, bahkan menjadi selingkuhan dalam segala hal di kantor. Sebegitunya yang sudah menikah masih tergoda dengan wanita, apalagi yang belum? Coba pikirkan matang-matang.
Berinteraksi dengan rekan kerja kurang lebih 10 jam efektif bahkan lebih (kalau ada lembur) ditambah dengan perjalanan pulang pergi ke rumah 4 jam, maka kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain menjadi lebih banyak dan leluasa, bandingkan dengan jam di rumah yang hanya mendapatkan porsi 10 jam diambil istirahat tidur 6-7 jam, jadi interaksi dengan istri/suami dan anak hanya 3-4 jam, mending dah jika interaksi yang dilakukannya berkualitas. Akan tetapi, bagaimana kalau setiap bertemu isteri/suami/anak yang ada hanya marah-marah karena stress memikirkan pekerjaan kantor? Muka kusut, bibir kerut, dan jidat butut. Maka tak ayal lagi adanya peluang untuk dekat dengan seseorang di kantor itu sulit untuk dihindari.
Tidak saja di kantor, di sekolah, kampus, atau tempat-tempat yang sifatnya umum pun bisa memberikan peluang terjadinya hal-hal seperti demikian. Entah sudah menikahkah dia atau pun belum. Awalnya mungkin hanya ngobrol biasa sesama teman, lama-lama saling curhat masalahnya masing-masing hingga terbitlah simpati (bukan telkomsel hehe....), jika interaksi ini terus dilanggengkan maka muncullah empati, dan selebihnya jika terus-terusan interaksi ini dipelihara dan dipertahankan maka muncullah perasaan yang mendalam dan membuai hati, muncullah rasa nyaman jika berdekatan, dan jika salah satunya tidak ada maka rasa kehilangan dan rindu untuk bertemu pun menjadi-jadi . . . . . dan seterusnya lah setan yang membimbing agar terus berada dalam jebakannya. Setelah itu, akal sehatpun nyaris hilang. Perasaan yang berbunga-bunga, berbuih-buih melenakan mereka, hingga setelahnya wallahua`lam apa yang akan terjadi.
Faktor psikologis seperti dimana seseorang sedang mengalami puber pertama atau kedua akan membuat hati dapat melakukan segalanya karena takluk tak berkutik disaat cinta itu muncul. Apalagi puber kedua yang akan menjadi pemicu kontroversi perselingkuhan, ditambah jika pasangan kantor memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh pasangan di rumah. Perhatikan kembali atas semua ini, kalau bukan iman yang membendung dan mengendalikan nafsu maka tak ada jalan lain bagi hati untuk tertambat di pelabuhan hati sang pengagum. Hal ini tidak saja menimpa segelintir orang, tetapi semua orang mengalami “rasa ini”, kagum pada selain suami atau isteri. Ya Allah berikanlah kepadaku isteri yang shalehah... jadikanlah aku pemuda yang shaleh. Amin.
Wahai saudaraku yang budiman, Allah SWT telah memperingatkan kita untuk senantiasa menjaga hijab antara pria dan wanita, bahkan bagi wanita jika ia pergi keluar rumah harus seizin dari sang suami dan ada seorang muhrim yang mendampinginya. Namun dunia sekarang ini tidak mendukung hal itu seratus persen, maka tidak ada hijab lain yang paling ampuh selain hijab hati diiringi iman, jaga pandangan (yaghuddhuuna min abshaarihim) jaga lisan, ini semua menjadi sesuatu hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh para aktifis dan semua orang yang bekerja di luar rumah.
Jatuh cinta, kita kembali ke konteks ini. Jelaslah bahwa cinta itu adalah fitrah dan suci. Hanya saja yang mengotori cinta itu sendiri adalah setan yang selalu membimbing kita disaat rasa-rasa itu muncul, seperti yang sudah diuraikan di atas. Maka yang menjadi permasalah saat seseorang jatuh cinta bukanlah pada rasa itu, tapi bagaimana kontrol hati dalam menaklukan segala kehendaknya yang terlalu condong kepada nafsu. Karena salah satu cara dari sekian cara sang setan menggoda manusia adalah dengan nafsu. Riset di lapangan setan telah menunjukan bukti, dan hasilnya “positive”. Karena hampir sebagian orang menjadi korbannya. Maka waspadalah dengan ranjau setan ini.
Setiap kita memang diberikan oleh Allah rasa cinta kepada sang wanita. Maka wajar bila manusia jatuh cinta kepadanya. Jika seorang lelaki jatuh cinta kepada seorang wanita, dan wanita itupun menyukai laki-laki itu, maka Islam meberikan pintu untuk menumpahkan rasa itu dengan memasuki gerbang pernikahan. Karena Islam adalah agama yang mudah, seimbang, dan tidak ingin merepotkan pemeluknya selama ia tidak merepotkan dirinya sendiri.

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita ... (Q.S. An-Nisa : 14)

Pacaran, boleh gak sih?

Saya sering mendengar istilah “pacaran Islami” atau “pacaran dalam Islam”. Ini menunjukan bahwa hubungan yang dilakukan kepada pasangannya ini masih dalam lingkup agama Islam, tidak diselimuti oleh dosa dan hal-hal yang menyimpang dari syariat. Begitulah ringkasnya. Tapi apakah memang benar demikian adanya? Wallahua`lam.
Banyak orang yang menafsirkan pacaran dengan cinta, atau sebaliknya, cinta dengan pacaran. Kalau saya sendiri ditanya orang apakah cinta itu halal ataukah haram? Maka saya akan menjawab bahwa cinta yang halal itu halal, dan cinta yang haram itu haram. Karena Nabi sendiri menyabdakan bahwa yang halal itu jelas, dan yang haram itu jelas. Sedang antara keduanya terdapat perkara syubhat yang sedikit manusia mengetahuinya. (H.R. Muttafaq `Alaih)
Bagaimanakah cinta yang halal antara seorang pria dan wanita? Ya jelas, jawabannya adalah cinta yang telah diikat dalam satu tali pernikahan yang indah dalam naungan Allah. Disinilah letak peng-ibaahan¬ (pembolehan) bagi seseorang untuk berpacaran. Artinya pacaran antara seorang suami dan istri yang telah terikat dalam tali pernikahan. Diluar dari pada itu tidak ada. Dan itulah yang dimaksud dengan cinta yang haram, sebagiamana yang banyak dilakukan oleh pemuda-pemuda yang tipis iman di zaman facebook-an ini.
Ketika terucap kata “pacaran” di zaman sekarang, penonjolan arti dari kata ini lebih terkesan “menodongkan” pengertiannya kepada hubungan antara seorang pemuda dan pemudi yang tidak terikat dalam tali pernikahan. Dan ini memang nyata di setiap lirikan kita meliriknya. Jadi, kebanyakan pacaran sekarang ini dimaksudkan adalah pacaran karena hubungan cinta dan belum terikat sama sekali oleh tali pernikahan, apalagi pinangan (khitbah).
Nah, berbicara tentang hukum pacaran yang diidentikan dengan cinta sebagaimana yang merebak luas di zaman sekarang ini, saya berani memastikan bahwa hukum pacaran adalah haram, haram sama dengan dosa, dan dosa adalah pasport yang mengantarkan kita ke neraka. Aku berlindung kepada Allah.
Masalah cinta dan pacaran kini merebak menjadi topik pembahasan dimana-mana, lebih dari yang ada, hingga pacaran diracik dengan bumbu indah seolah yang merasakannya adalah hal yang wajar, indah, dan modern. Pastinya tidak kampungan. Pengaruhnya macam-macam, dari mulai driama, sandiwara, cerpen, novel, film (sinetron), majalah, internet, lingkungan, kawan-kawan dekat dll. Lebih-lebih pada usia-usia puber dan memasuki masa baligh, sementara hati mereka masih kosong dan gentayangan dengan iman sebagai pedoman hidup. Akibatnya, kata-kata yang manis mudah masuk ke dalam hati yang kosong. Hingga yang kotor pun terlihat tampak suci dan menyucikan. Kita tak sadar akan itu.
Memang, sangat disayangkan ada sebagian pemuda di sekitar kita yang berbuat demikian dengan penuh keterpedayaan atau malah merasa senang, nikmat, dan puas dengan mencumbu dan merayu, bahkan merasa bangga dengan perbuatannya itu. Menceritakan kepada kawan dekatnya yang satu “otak”. Ia bangga bila dirinya berhasil membujukrayu wanita menjadi pacarnya. Karena itu, nasihat saya kepada akhwat-akhwat muslimah dimanapun anda berada “janganlah kalian terpedaya dengan rayuan gombal. Hendaklah kalian mendengar nasehat orang tua atau wali. Janganlah memasuki kehidupan rumah tangga hanya semata-mata memperturutkan rasa yang bisa-bisa berujung kepada perpecahan. Pertimbangkanlah baik-baik dengan akal dan pikiran yang matang. Semoga Allah melindungi kalian dari tipu muslihat ini dan selalu menguatkan kalain menghadapi arus gelombang kemunfaikan tersebut”. Amin. (Amin dong....)
Oya, hampir lupa. Kita sedang membicarakan Pacaran Islami. Apakah memang benar hal itu dibolehkan dalam Islam? Begini wahai saudaraku, menurut pendapat saya ; pacaran itu adalah penghalusan bahasa dari “zina”, sebagaimana “bunga” adalah penghalusan bahasa dari “riba”. Mengapa saya haluskan kepada zina? Karena efek pacaran sekarang ini tidak hanya mencintai, tapi bisa-bisa sampai berpikir, terbawa dalam lamunan, dan khayalan tentang si wanita tersebut. Hingga tergerak untuk mendekati dan lebih mendekatinya. Sampai-sampai terjadilah zina itu sendiri. Ini yang dikhawatirkan.
Pacaran = zina, zina adalah haram, termasuk yang mendekati kepadanya. Sebagaimana Allah menegaskan dalam Al-Qur`an :
“janganlah kau dekati zina”.
Dalam memahami konteks tekstual secara zahiri dari ayat di atas, kita tidak boleh sembarangan menafsirkannya. Memang, dalam memahami ayat tadi secara redaksi atas apa yang diharamkan disana adalah “mendekati kepada zina”, bukan “zinanya!” yang diharamkan. Saya ulangi, yang diharamkan adalah “mendekati kepada zina”, bukan “berzina”. Tapi, apakah begitu maksud ayat tadi? Berarti berzina tidak haram dong? Bukan. Bukan begitu wahai saudaraku. Kita tidak boleh sembarangan dalam menafsirkan ayat Al-Qur`an semau kita. Tapi harus mengikuti petunjuk-petunjuk nash lain yang menjelaskannya diiringi ilmu alat yang matang. Kata Nabi SAW, ”siapa saja yang menafsirkan Al-Qur`an berdasarkan pemikirannya sendiri, maka tempatnya adalah neraka jahannam”. Na`udzubillah minhaa tsumma na`uudzu minhaa.
Dalam memahami maksud ayat ini kita harus menjalankan aplikasi pendukung Al-Qur`an yang harus kita install terlebih dahulu dalam otak. Software itu bernama Ushul Fiqh, merangkum tentang asal-asal hukum fiqih dengan kaidah-kaidahnya sebagai akar yang akan dikembangkan hukumnya menjadi cabang hingga menjadilah ia pohon yang indah dengan dedaunan yang rimbun. Itulah fungsi software ushul fiqh yang telah dirancang progammer mujtahid mutlaq, Imam Syafi`i Ra.
Dalam salah satu pembahasan ilmu ushul fiqih, ada satu pembahasan mengenai “qiyas aula”. Artinya, menganalogikan satu hukum dengan perkara lain yang lebih besar dari yang ada disertai `illat yang `illatnya menjadi tukang pewajib dengan ketentuan asal, furu`, hukum asal, dan `illat hukum asal. Singkatnya, qiyas aula adalah penganalogian satu masalah kepada masalah lain yang lebih untuk dijadikan hukum yang sama. Kalau begitu jadinya, mendekati kepada zina saja sudah haram. Apalagi berzinanya? Maksudnya, mengqiyaskan hukum mendekati zina kepada berzinanya. Dengan `illat kalau mendekati zina saja jelas haram. Maka, berzinanya pun tentu lebih berat (aula) atas keharamannya. Kesimpulannya, berzina lebih besar tingkatan haram plus dosanya dari pada sekadar mendekati zina pada dasarnya memang sudah berdosa. Begitulah.
Maka jangan Anda katakan dalam memahami ayat itu dengan mengatakan “kan yang diharamin mendekati zina, berarti zinanya gak haramkan?” (huft.... capek deh)
Rekam baik-baik, pacaran mendekati zina = haram.
Meninjau sisi lain atas haramnya pacaran, apakah pacaran di zaman sekarang ini benar-benar sesuai dengan hukum Islam sebagaimana yang dimaksud? Saya rasa Anda lebih memahaminya. Apakah dengan berjalan-jalan ke mall-mall sambil bergandengan tangan, pelukan, cipika-cipiki (cium pipi kanan, cium pipi kiri), takbir (tabrakan bibir), smash (sentuhan mesra), atau entah apalah istilah populer lainnya, itukah maksud pacaran Islami? Oh.... naif sangat.
Saudaraku, jangan jauh-jauh kita berbicara. Dalam Islam, memandang kepada wajah wanita yang bukan mahram saja sudah dosa (walau tanpa syahwat). Sedang bagaimanakah dengan mereka yang lebih dari itu baik yang pacaran atau pun tidak?
Maka, jika Anda tidak tahan atas godaan “jatuh cinta” sedang Anda merasa sanggup untuk menikah, maka menikahlah. Itulah jalan terbaik. Jangan di tunda-tunda. Saya tegaskan sekali lagi, menikahlah..!!! Sebagaimana sabda Nabi “Tiga perkara yang tidak boleh di tunda-tunda, yaitu : shalat apabila sudah tiba waktunya, hutang apabila telah jatuh tempohnya, dan wanita apabila telah datang jodohnya yang sesuai”. Hidrolik ayat ini bukan saja menggerakan wanita, tapi juga pria yang telah merasa sanggup untuk menikah agar segera menikah, berbuat baik janganlah di tunda-tunda (Bimbo). Nah, nikah adalah ibadah, dan ibadah itu baik. Natijahnya, berbuat nikah janganlah di tunda-tunda.
Siapa bilang Rasulullah tidak suka dengan wanita? Bahkan beliau juga bersabda “di antara urusan dunia yang aku dijadikan senang kepadanya ialah wanita dan wangi-wangian”.
Di dalam kitab Az-Zuhd oleh Imam Ahmad, hadits tersebut ada tambahan yang halus, yaitu
“Saya tahan terhadap makan dan minum, tetapi saya tidak tahan terhadap mereka”
Beliau SAW, menganjurkan ummatnya untuk menikah sekiranya telah mampu secara lahir dan batin.
“menikahlah kamu, karena aku ingin mengungguli ummat-ummat lain dengan banyaknya jumlahmu (H.R. Baihaqi dari Abu Umamah)
Sabdanya lagi :
“Wahai para remaja, barang siapa di antara kalian yang sudah mampu kawin, maka hendaklah ia kawin, karena kawin itu lebih menundukan bagi pandangan dan dapat menjaga keturunan.....” (H.R. Bukahri)
Suri tauladan kita mengajarkan bila kita telah jatuh cinta kepada seorang wanita dan mampu untuk melangsungkan hidup bersamanya dalam satu ikatan, maka menikahlah. Tidak ada kamus pacaran dalam Islam. Yang paling mendekati kepada pacaran adalah khitbah (meminang), dan konsep ini diajarkan dalam Islam dalam ruang lingkup tertentu.
Jadi jelaslah wahai saudaraku yang budiman bahwa pacaran di zaman sekarang ini hukumnya adalah haram dan berdosa bagi pelakunya. Hari ini Anda semakin dewasa, semoga pikiran Anda benar-benar matang mempertimbangkan segalanya. Sekali lagi saya sitir bahwa “pacaran” adalah penghalusan bahasa dari “zina”, ketika diucapkan pacaran, maka maknanya berarti “zina”. Kalau begitu apakah ada istilah “zina Islami” ......?????????? (huh....... capek deh).
Mungkin hati Anda berkata “Saya belum merasa mantap untuk melangsungkan tali pernikahan karena saya sedang dalam merentaskan masa pendidikan di bangku kuliah atau sekolah, sedangkan gelombang radar cinta yang menggema di hati ini begitu hebat dari waktu ke waktunya. Saya juga tidak mau terjebak dalam lingkaran dosa jika mengikuti kehendak itu. Bagaimanakah yang harus saya lakukan?”
Ok, kita bahas di judul selanjutnya yaitu :

Trip dan Trik Mengatasinya

cinta begitu indah adanya
saat semua orang mempertanyakan zatnya
justru aku yang terlarut dalamnya
saat semua bertanya tentangnya
justru aku yang merasakannya

Saat dimana perasaan “itu” datang menemui kita maka :
1. Janganlah mengekspresikan rasa yang muncul itu dengan perasaan dan pemikiran kita, apalagi dengan sikap dan prilaku kita.
2. Sembunyikanlah perasaan tersebut, cukup Allahlah yang mengetahuinya, agar tidak mengganggu orang lain dan mempermalukan diri sendiri serta keluarga.
3. Berlindunglah kepada-Nya agar jangan sampai tergoda.
4. Kurangi “interaksi” dengan sang pengaggum, jika perlu hindarilah dia dengan maksud “menjaga diri dari yang diharamkan Allah”. Bukan untuk membencinya.
5. Perbanyak shalat malam, dhuha, dan shaum sunnah.
6. Buatlah diri kita bener-bener sibuk sehngga perasaan dan pikiran kita agar tidak tertambat kepada sang pengagum.
7. Bermuhasabahcintalah kepada Allah, dan serahkan semua rasa ini pada-Nya. Karena Allah lah Yang Menjadikan rasa ini muncul. Jangan serahkan pada manusia yang tak ada daya apa-apa.
8. Katakan pada hati Anda bahwa dia adalah seseorang yang luar biasa, sedang aku hanyalah lalat hijau yang menjijikan siapa saja yang aku dekati. Siapalah dia untukku? Dia tak pantas bagiku.
9. Bohongilah perasaan Anda sendiri.
10. Bagi Anda yang sudah menikah : ingatlah jika hal ini terjadi pada pasangan Anda, apa yang Anda rasakan ketika itu? (poligami, mau emang? Hehe...)
11. Khususnya bagi Anda yang beristeri : berolahragalah secara teratur agar energi Anda tersalurkan dengan baik.
12. Ingatlah azhab Allah.
13. Pikirkan kembali jika aku mengikuti jejak cinta ini, pasti aku akan sengsara. Pulsa habis sms-in dia terus sedang keuangan pas-pasan, waktu belajar hilang karena pikiran melayang mikirin dia yang seharusnya ku pakai untuk belajar atau membaca Al-Qur`an. Semua hancur gara-gara mikirin dia.
14. Malulah sama teman kita yang selalu jaim (jaga iman and image), masa kita gak bisa kaya dia?
15. Selalu ingatlah kepada Allah. Dan yakinlah bahwa kelak nantinya Allah akan memberikan cinta yang lebih indah dari yang kita harapkan sekarang. Jadi tinggalkanlah cinta itu saat kau bersujud. Lepaskan, zerokan, dan tata kembali hati Anda seperti sebelumnya.
16. Jauhilah sesuatu yang dapat mengingati anda kepada wanita. Kalau selama ini Anda terlalu mencintai musik-musik band yang sifatnya sealu memuja dan memuji wanita, dari mulai menerbitkan cinta, mengejar cinta, mendapatkan cinta, merasakan cinta, menikmati puncaknya cinta, merentas kerapuhan cinta, hingga berujung kepada meninggalkan cinta itu sendiri. Iyakan? Nah sekarang beralihlah ke lagu nasyid yang sifatnya mengigatkan Anda saat perasaan itu menjerumuskan Anda, serta memback up kembali kepada Allah. Murattal Al-Qur`an lebih indah di dengarkan. Orang bilang kalau baca Qur`an hidup jadi tenang (JV).

Saatnya Muhasabah Cinta

Pikirkanlah, bagaimana bisa .. begitu banyak ayat Al-Qur`an yang telah kita hafal, tetapi tidak satupun bisa dijadikan penawar (syifa) bagi hati yang sedang didilemakan oleh gundah gulana ditempa perasaan terhadap orang yang bukan selayaknya?
Bagaimana mungkin bibir ini sudah banjir kebasahan dengan dzikir untuk mengingat Allah, tetapi tidak bisa menjadi terapi bagi lisan dan hati yang terus menerus menuyebutkan dan mengaggung sang pengaggum?
Say NO to nafsu, ikrarkan dan nyatakan mulai detik ini sampai selama-selamanya bahwa setan adalah musuk utama kita yang paling nyata. Seperti Nabi Ibarahim AS menyatakan itu di padang pasir pada saat setan menggodanya untuk berpaling dari perintah Allah
Bagaimana mungkin Allah bisa haru pada hambanya saat mendengar doa kita sedangkan hati kita ini kotor?
Bagaimana mungkin generasi cita-cita luhur pengemban amanah akan terhantar dari tangan kita jika penuh dengan lumpur dosa?
Sekali lagi katkanlah TIDAK pada hawa nafsu, pada setan LA (la`natullah `alaih)
Janganlah mengikuti langkah-langkah setan dan berbohonglah pada perasaanmu sendiri, berbohonglah pada hawa nafsu yang akan membuatmu celaka.
Dan terakhir :
Wahai daku, bangunlah dongakkan kepalamu
Katakan dari hatimu ke hatimu
Lihatlah matahari menaik dan menyelam dari lensa laut
Bintang mengintai dan membintik sang surya
Tataplah duniaku, semua mengeja kepadaku
Merona-rona dengan noktah instrumentalia angin

Ya Allah...
Saat mataku membendung
Sesuatu

Sekarang palingkan mataku kebawah
Perhatikan hijaunya emas yang membiru diatas
Coba pikirkan bagaimana angin merayu tepi awan
Membidik anak panah di muara atas
Layung nan kuning menjelita mengungkap batin

Fa Yaa... Rabb
Kenapa pipiku basah
2 tetes

Sekarang bukalah dan rekam dengan seksama
Gemuruh suara dunia di dua alam, putih-hitam
Anak Adam bermain api dan menari dibawah samudra
Savana menghempas berdesir lesuh dengan sinarMu
Cukup ... sekarang putar di media batinmu

Dan . . .

Yaa Huu . . .
Ku tutup mata
Ku buka batin

Api tanpa sebab menjalar di ruh jiwaku
Semuanya menyampaikan sinyal-sinyal sang khaliq
Menafsirkan keberanian dan menafikan diri
Memancar-mancar kilau gemilau gemerlapan
Yang menyebrang batas setapak-setapak

Dalam penangkapan yang culas
Berulang kali dimana saja
Ada gelas putih yang bening mengkilau
110 lebih hariku menangis bersungkur

Bismillah ...
Sekarang bukan
Untuk menangis, tapi ....

Semua kutepis diatas permadani kuning seraya bersimpuh
Menengadahkan tangan saat kelam menyelimuti pekat
Bersuci dan beralaskan mushaf merah yang suci
Walau Langit pucat menatapku sambil tersenyum aneh
Sekali lagi ku tarik nafas, ku hela, dan...
Ku dengar serangga malam bernyanyi
Suaranya menggema memecah kesunyian malam

Subhanallah .....
Alhamdulillah ....
Allahu Akbar .....

Kali ini bukan bermain dengan mantra suci
Mendesahkan suara bernafaskan dari kalbu
Ku hela nafas. Ku selami lagi sambil membaca hati
Yang kusam dengan 2 titik noda
Mulutku mengurai kalimat diatas milyaran harga

Subhanallah ... Walhamdulillah ...
Wa laa Ilaaha Illalah ....
Huwallahu Akbar

Ku urai hati dengan mendaur ulang jiwa
Alangkah kecil bila Jibril menampakan wujudnya
Yaa muqallibal quluub. Pandanglah hatiku
Duniaku sudah hilang dari padang yang mencari
Siapalah aku jika kau buka hijabku
Aku malu pada Iblis yang menggodaku
Kiranya ini bukan tirani palsu
Kau muliakanku dan aku khianati-Mu

Semoga engkau membaca hatiku dan mencetaknya
Dengan harapan sebagai sang fitrah berakal
Kelak menanti dan menyambutmu di alam itu
Rabbij `alni muqiimas shalaati wan min dzurriyyati

End ini puisi favorite sang pecinta sejati........
Cinta....
Tuhan…….
Saat aku menyukai seseorang teman
Ingatkanlah aku akan ada sebuah akhir
Sehingga aku tetap bersama yang tak berakhir

Tuhan….
Ketika aku merindukan seorang kekasih
Rindukan aku kepada yang rindu cinta sejatiMu

Tuhan….
Jika kembali mencintai seseorang
Teruskan aku dengan orang yang mencintaiMu
Agar bertambah kuat cintaku padaMu

Tuhan….
Ketika aku sedang jatuh cinta
Agar tak melebihi cintaku padaMu

Tuhan Ketika aku berucap aku cinta padaMu
Biarlah kukatakan kepada yang hatinya terpaut padaMu
Agar aku tak jatuh cinta
Dalam cinta yang bukan karenaMu

Sebagaimana orang bijak berucap
Mencintai seseorang bukan apa-apa
Dicintai seseorang adalah sesuatu
Dicintai oleh orang yang kau cinta
Sangatlah berarti

Tapi……..
Dicintai oleh seorang pecintaMu
Adalah segalanya……….

Fikri Habibullah Muharram
ikhie_haem@yahoo.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar